Berdasarkan grafik pandemi di atas, terlihat bahwa di bulan Mei angka positif COVID-19 di Indonesia meningkat secara pesat dibanding bulan-bulan sebelumnya. Padahal bulan tersebut bertepatan dengan perayaan Idul Fitri. Pemerintah lantas melarang masyarakat mudik ke kampung halaman untuk menekan laju penyebaran COVID-19 ke daerah-daerah yang menjadi tujuan mudik. Larangan itu mengakibatkan turunnya jumlah kendaraan yang keluar dari Jakarta pada H1 lebaran (24 Mei 2020) dibanding lebaran 2019:
Berdasarkan data tersebut, imbauan pemerintah untuk tidak mudik rupanya mampu menurunkan jumlah kendaraan di berbagai gerbang tol Jakarta dan tampak terpaut jauh dengan angka kendaraan mudik di tahun sebelumnya. Tidak hanya itu, pemerintah juga gesit menghimbau masyarakat untuk mengurangi pergerakan dan berdiam diri rumah selama lebaran. Bahkan, MUI mengeluarkan anjuran untuk melaksanakan salat id di masing-masing. Alhasil, perayaan Idul Fitri Indonesia pun menjadi sepi dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Meski tidak dianjurkan
melaksanakan kegiatan lebaran di masjid, mulai dari salat id, takbiran, dan lain sebagainya, Masjid Istiqlal tetap memiliki cara untuk membangkitkan suasana Idul Fitri tanpa harus
melanggar protokol kesehatan. Para pengurus dengan kreatif mengadakan takbiran virtual yang dapat disaksikan seluruh masyarakat di Indonesia.
Bagaimana penyelenggaraan takbiran virtual tersebut? Simak video liputan berikut!
Silaturahmi Virtual oleh Mahasiswa Rantau Selama Pandemi
Kegiatan hari raya secara virtual tidak hanya dilakukan oleh Masjid Istiqlal, para mahasiswa rantau pun juga harus bersilaturahmi secara virtual selama lebaran di tengah pandemi ini. Chandra Ambon, mahasiswa S1 jurusan Antropologi Universitas Indonesia, adalah salah satunya. Perayaan hari raya yang biasanya Chandra isi dengan kegiatan bersalam-salaman, kini harus diganti dengan bertelfonan dan video call bersama kerabat, teman, teman, senior, dan keluarga. Lebaran tahun ini, Chandra tidak bisa pulang kampung ke Jambi karena adanya peraturan PSBB, dan dirinya pun harus menetap di Markas Komando Resimen Mahasiswa Wira Makara. Markas tersebut sudah menjadi tempat tinggalnya semenjak semester lima karena keterbatasan ekonomi yang dialaminya. Selain itu, sebagai ketua Resimen Mahasiswa (Menwa) UI, dia harus ikut andil menjaga tempat tersebut selama pandemi. Oleh karena itu, lebaran ini dia hanya bisa berdiam diri di markas itu.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii8r861jFN5s0dNO1k9dhG0ZpTPV62kSRvVtu9fBPbIXirWlu8dIBvZn5akSirEdz-KHcrNPGYPG6ohGlgQDygkR34ayXMS6POVD25PKH87db9r3tklFpyTbaoxowQ0R5pklJ89A9IcTY/d/AUR00618.JPG)
Chandra Ambon, mahasiswa rantau asal Jambi yang harus merayakan lebaran tanpa pulang kampung dan tinggal di markas resimen mahasiswa
Kondisi markas resimen mahasiswa di saat lebaran
Chandra di halaman depan markas resimen mahasiswa selama masa pandemi yang sepi
Chandra tidak bisa pulang ke kampung untuk merayakan lebaran dilatarbelakangi masalah finansial, namun juga karena berbagai hal. Pertama, adanya masalah adminitratif yang lumayan merepotkan ketika harus kembali dari daerah ke Depok, seperti surat bebas COVID-19, hasil swab test, dan surat-surat lainnya. Kedua, adanya kuliah daring yang mengharuskan Chandra harus terkoneksi dengan internet, sementara di kampungnya dikhawatirkan tidak memungkinkan untuk bisa. Ketiga, kewajiban yang ditanggungnya sebagai ketua Menwa UI mengharuskan dirinya tetap di markas tersebut untuk mengurusi organisasi tersebut.
Chandra Ambon sebagai Ketua Resimen Mahasiswa UI
Meski terjadi PSBB, Chandra menyebutkan bahwa Menwa tetap wajib memenuhi target-target yang sudah ditetapkan dalam kontrak Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dengan UI. Oleh karenanya, dia dan para anggota Menwa tetap terus mengerjakan program-program kerja yang sudah direncanakan selama masa pandemi ini, mulai dari bansos ke warga Depok,
Menwa UI berbagi ke warga Depok bekerjasama dengan Warta Depok
Menwa UI yang bekerjasama dengan ILUNI UI turut serta membantu teman-teman di Cilegon yang terkena bencana banjir ditengah COVID-19
Gambar kiri: pembagian buka puasa ke masyarakat sekitar oleh Menwa UI
Gambar kanan: edukasi dan pemberian sembako oleh Menwa UI ke panti asuhan
Lebaran di markas Menwa UI dijalani seperti hari-hari biasa karena Chandra tidak bisa keluar dari markas Menwa UI. Meski begitu, dirinya terus mengerjakan kegiatan-kegiatan produktif selama lebaran, seperti menanam tanaman hidroponik, berkebun sayur, berlatih melempar pisau (latihan rutin Menwa), mengerjakan tugas UAS, dan lain sebagainya.
Menanam sayuran hidroponik yang dipelajari Chandra dari internet untuk mengisi waktu di libur lebaran
Berkebun sayuran menjadi salah satu kegiatan produktif selama lebaran sekaligus untuk menambah bahan masakan
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiIpW1jW7L0sfeuZPW3ZzlWp8ZTbxaF91DvNlFjusYqXm7wDhbfB4UURVvR1ZZIR6wW-0Ceo6W0SfoI6d6rDR8H4SxE9hmsycPR2a5oqZ_9yBuF_RaT1nqiuMS3yzYZ1ls3p3q_W3He_g/d/AUR00622.JPG)
Selama masa itu, Chandra juga sekali-kali mempraktikan lempar pisau yang merupakan salah satu latihan Menwa UI
Meski libur lebaran, Chandra masih harus mengerjakan tugas-tugas UAS kuliah
Komentar
Posting Komentar